Ukraina – Sebuah laporan intelijen yang dirilis situs web resmi Belanda, Oryx mengungkap bahwa Rusia telah kehilangan dua pertiga tanknya selama perang 15 bulan di Ukraina.
Sejak invasi dimulai Februari tahun lalu, Presiden Vladimir Putin dilaporkan telah mengerahkan sekitar 3000 tank ke garis depan.
Dari jumlah tersebut, situs web Oryx menyebut 2000 tank Moskow telah dihancurkan Ukraina. Klaim itu disertai bukti foto dan video.
“Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa 1.239 tank hancur total, sementara 106 rusak sebagian. 113 ditinggalkan dan 544 direbut oleh pasukan Ukraina.” jelas laporan tersebut, seperti dikutip dari The Defense Post pada
Seorang analis militer dan kontributor Oryx, Jakub Janovsky menjelaskan penyebab tingginya jumlah tank Rusia yang hancur karena Ukraina saat ini memiliki senjata anti-tank yang canggih.
“Kyiv saat ini memiliki lebih dari 1.500 rudal anti-tank TOW dari AS dan 5.000 sistem senjata anti-tank ringan (NLAW) generasi terbaru dari Inggris,” ungkap Janovsky.
Dia juga memuji penggunaan ranjau dan artileri Ukraina, yang sangat mempengaruhi operasi tank Rusia di garis depan.
Dikatakan Janovsky, faktor lain yang membuat Rusia banyak mendapat kerugian dalam perang ialah karea praktik invasi yang sembrono dan strategi yang kurang tepat.
Menurut laporan Insider tahun lalu, Rusia terpaksa mengeluarkan tank-tank era Soviet untuk mengganti kekurangan di medan perang.
Mereka juga mengerahkan tank tempur utama T-14 Amata. Meskipun ada laporan bahwa tentara Rusia enggan menggunakannya karena kondisi tank yang sudah tidak layak pakai. (*)