Banda Aceh – Penggalangan dana kemanusiaan untuk korban agresi Israel di Gaza, Palestina masih terus dibuka oleh dua organisasi pers nasional di Aceh, yaitu Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI).
Aksi kemanusiaan berlabel “Aceh Peduli Palestina” itu dimulai Selasa, 7 November 2023 bersamaan dengan pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Banda Aceh.
Aksi tersebut didukung Bank Aceh dan relawan tanggap bencana Universitas Iskandar Muda (Unida) Banda Aceh.
Setelah melakukan penggalangan selama empat hari, dana yang terkumpul pada tahap I sebesar Rp 60.583.801 diserahkan oleh Ketua PWI Aceh, Nasir Nurdin kepada Presidium MER-C Indonesia, dr. Henry Hidayatullah, M.Si didampingi Koordinator MER-C Indonesia Wilayah Aceh, Ira Hidayati.
Penyerahan bantuan tahap I itu berlangsung pada rangkaian penutupan PKA ke-8 di panggung utama Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Minggu sore, 12 November 2023.
Bantuan terus mengalir
Setelah penyaluran bantuan tahap I, ternyata semangat masyarakat untuk berdonasi terus mengalir melalui Rekening Aceh Peduli Palestina No. Rek. 500.02.24.500500-0 di Bank Aceh.
Buktinya, hingga Senin, 4 Maret 2024, dana yang terkumpul di Rekening Aceh Peduli Palestina mencapai Rp 242.793.000.
Dari saldo tersebut, ditransfer untuk tahap II sebesar Rp 242 juta ke Rekening 7001352061 atas nama Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia di Bank Syariah Indonesia (BSI) guna diteruskan kepada korban agresi Israel di Gaza melalui relawan MER-C di sana.
“Dengan transfer tahap II itu, hingga posisi Senin, 4 Maret 2024 saldo di rekening Aceh Peduli Palestina sebesar Rp 793.000. Rekening tersebut masih tetap aktif untuk menampung donasi masyarakat,” kata Nasir Nurdin didampingi Ketua IJTI Aceh, Munir Nur dan Koordinator MER-C Indonesia Wilayah Aceh, Ira Hidayati di Kantor Bank Aceh Cabang Balai Kota Banda Aceh, Senin siang, 4 Maret 2024.
Sementara itu, Koordinator MER-C Indonesia Wilayah Aceh, Ira Hidayati mengatakan, bantuan yang digalang MER-C Indonesia termasuk dari masyarakat Aceh dipergunakan untuk penanganan kondisi darurat (emergency) di berbagai wilayah Gaza.(Red)