Jakarta – Proyek giant sea wall alias tanggul laut raksasa kembali menjadi proyek prioritas pemerintah. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ikut serta dalam pembangunan proyek dengan estimasi total anggaran USD 60 miliar atau Rp 930 triliun.
Selain kawasan Jakarta, pembangunan giant sea wall ini rencananya dibangun sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jawa. Pembangunan itu dilakukan guna mencegah penurunan tanah dan kenaikan air laut yang menyebabkan banjir rob di kawasan utara Jawa.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan acara Seminar Nasional terkait percepatan pembangunan giant sea wall yang dilaksanakan Rabu (10/1) kemarin merupakan arahan Prabowo Subianto.
Kata Airlangga, persiapan acara bertajuk Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) tersebut hanya butuh 3 hari.
“Acara ini diprakarsai oleh Menteri Pertahanan dalam waktu 3 hari. Perintahnya 3 hari, Alhamdulillah kita bisa disiapkan,” ungkap Airlangga dalam sambutannya, Rabu (10/1).
Dalam pidatonya, Prabowo menjelaskan sebagai Menhan dia memang tidak terlibat langsung dalam kajian proyek giant sea wall. Tapi dia mengaku merasa terpanggil untuk lebih memusatkan perhatian kepada masalah giant sea wall.
“Saya sendiri yang tidak terlibat langsung dalam kajian dan pembahasan tersebut. Seolah-olah masalah ini yang merupakan jawaban atas fenomena naiknya permukaan laut, abrasi, hilangnya banyak lahan-lahan kita dan terutama kualitas hidup sebagai rakyat kita sungguh-sungguh mengenaskan,” kata Prabowo.
Pemerintah akan mengalokasikan anggaran jumbo untuk realisasi giant sea wall ini. Menurut perhitungan Prabowo, butuh dana hingga USD 60 miliar atau setara Rp 930triliun. Sementara tahap awal memakan dana Rp 164 triliun.(Kumparan.com)