Jakarta – Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 66.943 jemaah haji usia lanjut (Lansia) asal Indonesia dari total kuota reguler sebanyak 210.680 orang atau mencapai 31,8 persen.
Tingginya jumlah jemaah haji lansia tahun 2023 ini membuat PPIH Arab Saudi bidang kesehatan lebih memberikan perhatiannya.
Kementerian Kesehatan RI juga mengimbau kepada jemaah haji untuk mewaspadai adanya penyakit jantung. Hal ini dilakukannya karena terdapat 42 dari 78 jemaah haji yang meninggal dunia di Arab Saudi karena penyakit jantung.
Tak hanya itu, penanggung jawab Medis KKHI Makkah, dr. Muhaimin Munizu mengatakan, bahwa penyakit jantung disebabkan oleh beberapa faktor yakni usia dan penyakit komorbid.
Ia menjelaskan bahwa laki-laki yang berusia lebih dari 45 tahun dan wanita yang berusia lebih dari 55 tahun memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi terkait penyakit jantung.
Lebih lanjut, Muhaemin juga menyampaikan bahwa, ditemukannya warga Indonesia yang sudah dalam terapi penyakit jantung koroner atau pernah gagal jantung juga ikut melaksanakan ibadah haji. Hal inilah yang menjadi prioritas bagi petugas kesehatan untuk melakukan pemantauan terhadap jemaah haji lansia.
“Banyak jemaah haji sakit yang dirujuk di KKHI dan Rumah Sakit Arab Saudi, dengan keluhan serangan jantung, mayoritas sebelumnya menjalani aktivitas fisik yang berat seperti umrah. Pasien mengalami serangan jantung pasca melakukan tawaf atau sai,” ujar dr. Muhaimin, Minggu (25/6).
Jemaah haji perlu mewaspadai tanda-tanda serangan jantung yakni tiba-tiba merasa nyeri hebat di dada sebelah kiri, keringat dingin, nyeri ulu hati, sesak nafas, dan kelelahan ekstrem.
“Jika jemaah mengalami tanda-tanda serangan jantung, segeralah meminta bantuan tenaga kesehatan. TKH di kloter bisa cepat melakukan pemeriksaan EKG yang ada di pos kesehatan sektor. Harapannya mencegah komplikasi dari serangan jantung itu sendiri,” lanjutnya.(*)