Dukung Program Net Zero Emission, PT Pupuk Indonesia Tandangani MoU Dengan AGI

banner 120x600
banner 468x60

Lhokseumawe – Untuk mendukung program Net Zero Emission Pemerintah tahun 2060, PT Pupuk Indonesia melalui anak perusahaannya PT Pupuk Iskandar Muda menandatangai Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan Augustus Global Investment (AGI) asal Jerman.

Proses penandatanganan Nota Kesepahaman ini dilaksanakana di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dan disaksikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, Senin (28/8).

banner 325x300

Selain mendukung program Net Zero Emission, pemerintah juga berkomitmen dalam mengurangi emisi karbon melalui NDC (National Determined Contribution) 2023 serta dengan telah ditetapkannya Iskandar Muda Industrial Area (IMIA) sebagai lokasi Green Industry Cluster (GIC) oleh Presiden Republik Indonesia.

Selain itu, penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pupuk Iskandar Muda, Pupuk Indonesia dan Augustus Global Investment (AGI) terkait rencana pmebangunan Pabrik Green Hydrogen di IMIA.

Dalam sambutannya, Sekjen Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa penandatanganan MoU tersebut merupakan langkah awal dari proses pengurangan emisi karbon yang secara global telah disepakati oleh berbagai pihak.

“Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM akan mendukung secara penuh langkah yang telah dimulai oleh Augustus Global Invesment (AGI) dengan menggandeng Pupuk Indonesia, Pupuk Iskandar Muda dan PLN untuk mengembangkan Green Hydrogen di Indonesia”tuturnya dalam Press Release yang diterima Relasi.News, Senin (28/8).

Sementara itu Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan bahwa saat ini Pupuk Indonesia sedang dalam tahapan menuju transisi energi dengan beberapa inisiatif strategi diantaranya mengembangkan clean ammonia. Dirut PI menyatakan

“Kami atas nama Pupuk Indonesia Group mengucapkan terima kasih kepada AGI yang telah memilih area PIM sebagai lokasi pengembangan Green Hydrogen dan lokasi tersebut cukup strategis dan berada di lokasi KEK Arun Lhokseumawe. Kami berharap kerjasama dan kolaborasi ini akan menghasilkan kontribusi bagi masyarakat untuk pengembangan di masa depan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PIM Budi Santoso Syarif menyebutkan, PT PIM mendukung penuh kegiatan di lokasi IMIA (Iskandar Muda Industrial Area) sebagai bagian pengembangan PIM ke depan.

Kerjasama ini akan diawali dengan penyusunan kajian bersama dengan tindak lanjut akan dibangun pabrik Green Hydrogen dengan kapasitas 35.000 ton pertahun atau sekitar 180.000 ton pertahun dalam bentuk Green Ammonia. Kerjasama ini nantinya juga akan melibatkan PLN untuk pasokan listrik sebagai driving force untuk elektrolisis air menjadi hidrogen.

Ia juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Kementerian ESDM yang telah mendukung penuh terlaksananya kegiatan hari ini.

Sebagai langkah pertama pasca penandatanganan Nota Kesepahaman, para pihak akan membentuk tim bersama untuk menyusun kajian dan memastikan semua aspek yang diperlukan untuk pembangunan pabrik Green Hydrogen di IMIA dapat dipenuhi termasuk perizinan dan memastikan dampak positif yang seluas-luasnya bagi stakeholder serta diharapkan akan memacu pertumbuhan iklim investasi di Aceh.

Penandatanganan Nota Kesepahaman hari ini menjadi langkah awal bagi PIM dan Pupuk Indonesia dalam mengembangkan Clean Industry di masa depan dimana saat ini baik dari sisi PIM maupun Pupuk Indonesia sebagai fokus untuk mengembangkan Blue dan Green Ammonia. Nota Kesepahaman ini akan menjadi starting point yang sangat prestisius bagi semua pihak di tengah gencarnya isu dekarbonisasi terutama setelah event G20 di Bali.

Hal ini turut didukung dengan potensi sumber daya yang ada di lokasi PIM yang sangat mendukung untuk pengembangan GIC termasuk proyek Green Hydrogen yang diinisiasi AGI.(Red)

 

 

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *