Peresmian Desa Devisa Pinang di Aceh Utara, Upaya Penguatan Ekspor dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Kepala KPKNL Lhokseumawe, Novrizal menyerahkan bantuan secara simbolis kepada pengurus Koperasi Tajir Lan Tabur.
banner 120x600
banner 468x60

Aceh Utara – Dalam upaya memperkuat sektor ekspor dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Desa Devisa Pinang di Kabupaten Aceh Utara resmi diresmikan pada hari ini, Kamis (26/9) di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Lhokseumawe.

Kegiatan itu diinisiasi oleh KPKNL Lhokseumawe, Pemkab Aceh Utara melalui Dinas Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunnak Keswan) dan melibatkan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan instansi terkait lainnya.

banner 325x300

Kegiatan itu diikuti oleh Kadisperindagkop Aceh Utara, pejabat Bea Cukai Lhokseumawe, para petani pinang, pelaku usaha lokal serta Koperasi Tajir Lan Tabur di Kecamatan Syamtalira Aron. Dan akan mengukuti pelatihan peningkatan kualitas produksi dan regulasi yang diberikan oleh tutor dari KPKNL Lhokseumawe, Bea Cukai dan LPEI.

Kepala KPKNL Lhokseumawe, Novrizal dalam kata sambutannya mengatakan, tujuan program Desa Devisa Pinang 2024 salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan petani khususnya komoditi pinang dan UMKM lainnya di Kabupaten Aceh Utara.

“Selama ini para petani pinang menjual ke pedagang tanpa menikmati hasilnya, dengan adanya Desa Devisa Pinang ada program untuk meningkatkan kualitas produk agar mampu tembus ke pasar global,” ungkap Novrizal.

Peresmian Desa Devisa Pinang di Aceh Utara yang berlangsung di Kantor KPKNL Lhokseumawe, Kamis (26/9).

Selain itu, peresmian Desa Devisa Pinang ini merupakan bagian dari inisiatif untuk mendorong komoditas unggulan lokal, yaitu pinang, agar lebih kompetitif di pasar global.

Dalam kesempatan yang sama Kadisbunnak Keswan Aceh Utara Ir Lilis Indriansyah MP mengatakan, Aceh Utara dikenal sebagai salah satu sentra penghasil pinang terbesar di Aceh.

Dengan adanya program Desa Devisa Pinang ini akan memberikan peluang besar bagi para petani lokal untuk meningkatkan produksi dan memperluas pasar ekspor mereka.

“Tentunya untuk mencapai tujuan tersebut, Pemkab Aceh Utara mengharapkan dukungan dari KPKNL dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) agar memberikan kemudahan dan pemahaman kepada petani pinang untuk meningkatkan kualitas komoditi sesuai dengan permintaan di pasar global,” katanya.

Sementara itu, Prayudha Utama dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengatakan, tujuan dari lembaga itu untuk mempercepat laju pertumbuhan perdagangan luar negeri dan meningkatkan daya saing pelaku bisnis serta menunjang kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong program ekspor nasional.

“Lebih spesifik LPEI memiliki tugas mencari akses pasar bagi pelaku usaha yang dihasilkan oleh badan usaha, petani, koperasi dan UMKM ke pasar global,” ungkap Prayudha Utama.

Kami menargetkan konoditi pinang di Aceh Utara bisa mengekspor langsung ke mancanegara melalui eksportir. Eksportir yang dimaksud adalah para petani bisa langsung mengekspor melalui Koperasi yang ada di Aceh Utara.

“Saat ini Koperasi yang sudah berhasil menjadi eksportir di Indonesia yaitu di Bali, Sulawesi, Jawa Barat dan Bener Meriah, semoga Koperasi di Aceh Utara bisa menjadi eksportir komoditi pinang ke pasar global,” harap Prayudha.

Pj Bupati Aceh Utara, Dr Mahtuzar, M.Si yang diwakili oleh Kadis Infokom Halidi, S.Sos, MM menyampaikan bahwa program Desa Devisa Pinang merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk lokal yang dapat diekspor.

“Desa Devisa Pinang ini merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam mendukung sektor perkebunan, khususnya pinang, untuk dapat bersaing di pasar ekspor internasional. Kami berharap hal ini dapat meningkatkan pendapatan para petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi desa,” ujarnya.

Melalui program Desa Devisa, berbagai fasilitas pendukung seperti pelatihan peningkatan kualitas produksi, akses terhadap teknologi pertanian modern, serta pembinaan usaha kecil dan menengah (UMKM) akan diberikan kepada para petani.

Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk mempermudah akses permodalan bagi para pelaku usaha di sektor ini.

Usai pembukaan kegiatan tersebut, turut diserahkan bantuan secara simbolis berupa alat produksi rumah pengering dan mesin pembelahan pinang.(Red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *