Berita  

PT PIM Gelar Simulasi Tanggap Darurat

Simulasi kesiapsiagaan dalam menghadapi tanggap darurat di PT Pupuk Iskandar Muda
banner 120x600
banner 468x60

Aceh Utara – PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) menggelar simulasi tanggap darurat sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat, Jum’at (13/12). Kegiatan itu berlangsung di area pabrik dan desa sekitar perusahaan.

Simulasi ini melibatkan seluruh elemen internal, termasuk karyawan, Tim K3, Tim Humas, dan Tim Keamanan Perusahaan, serta dukungan pihak eksternal, seperti Muspika Dewantara, TNI, Polri, dan Tim Pemadam Kebakaran setempat. Kegiatan bertujuan untuk menguji sistem tanggap darurat serta memastikan Standar Operasional Prosedur (SOP) berjalan efektif dalam menangani situasi kritis.

banner 325x300

VP TJSL & Humas PT PIM, Saiful Rakjab, menjelaskan bahwa simulasi ini menskenariokan kebocoran gas amoniak di Pabrik PIM-1 yang berdampak hingga ke pemukiman masyarakat.

“Arah angin pada saat kejadian mensimulasikan gas mengarah ke Desa Keude Krueng Geukueh dan Tambon Baroh, sehingga kami melakukan evakuasi masyarakat di kedua desa tersebut,” ungkapnya.

Saiful menambahkan, simulasi dilakukan rutin untuk memastikan masyarakat sekitar tidak panik jika terjadi situasi darurat sesungguhnya.

“Kami terus berkoordinasi dengan Muspika dan Geuchik desa lingkungan untuk memastikan penanganan masyarakat dilakukan dengan cepat dan tepat,” tambahnya.

Sementara itu, VP K3LH PT PIM, Usman, menjelaskan bahwa simulasi bertujuan memastikan kesiapan seluruh elemen, baik personel, sarana, maupun koordinasi internal, dalam menghadapi situasi darurat.

“Tujuan utama simulasi ini adalah memastikan sistem tanggap darurat dapat berfungsi optimal saat kondisi darurat benar-benar terjadi. Meski kita tidak mengharapkan kondisi tersebut, kesiapan adalah hal yang mutlak,” ujarnya.

Simulasi kali ini mengangkat skenario kebakaran dan kebocoran gas amoniak level 3 yang berdampak langsung pada masyarakat sekitar. Selain elemen internal perusahaan, simulasi juga melibatkan Muspika, Geuchik, masyarakat, dan rumah sakit setempat untuk memastikan koordinasi yang solid.

“Masyarakat juga dilibatkan untuk melihat bagaimana mereka merespons situasi darurat, sementara pihak rumah sakit mempraktikkan penanganan korban yang membutuhkan perawatan,” tambah Usman.

Meski berjalan lancar, Usman mengakui koordinasi antar pihak masih menjadi tantangan utama. “Simulasi ini dilakukan setidaknya sekali setahun. Dari pelaksanaan ini, kami terus menemukan ruang untuk perbaikan di masa mendatang,” jelasnya.

Sebelum simulasi, masyarakat diinformasikan melalui Geuchik di masing-masing desa agar tidak panik saat simulasi berlangsung. Simulasi ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi situasi darurat, baik dari perusahaan maupun dari sumber lainnya.

“Ke depan, perusahaan berkomitmen melaksanakan simulasi ini secara rutin,” ungkapnya.(Red)

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *