San Fransisco – Bursa kripto Binance dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.500 hingga 3.000 karyawan di seluruh dunia akibat restrukturisasi yang diminta oleh Kementerian Hukum (Justice Department) AS.
Hal itu dilaporkan CNBC Internasional, Minggu (16/7), mengutip sumber anonim dari internal perusahaan yang tidak diizinkan berbicara ke media.
Wall Street Journal sebelumnya melaporkan pada hari Jumat bahwa 1.000 karyawan telah dipecat, dan pemecatan tersebut merupakan bagian dari total yang direncanakan, kata sumber tersebut kepada CNBC.
Penyelidikan oleh Kementerian Hukum AS kemungkinan akan merestrukturisasi perusahaan tersebut dan jika Binance memilih untuk menyelesaikan tuduhan yang diajukan oleh Kementerian Kehakiman, hal tersebut bisa berakhir dengan pembayaran dalam miliaran dolar.
Reuters melaporkan bahwa jaksa federal menuduh Binance melakukan pelanggaran pencucian uang dan penghindaran sanksi. Tuduhan ini jika terbukti akan membuat Binance sulit untuk mendapatkan lisensi operasi.
Seorang juru bicara Binance membantah bahwa akan melakukan PHK hingga sebanyak 3.000 karyawan. Binance mengakui pihaknya memiliki terlalu banyak karyawan dan akan melakukan evaluasi soal itu.
Binance telah menghadapi tantangan regulasi yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Binance digugat Securities and Exchange Commission (SEC) dan Commodity Futures Trading Commission (CFTC) terkait dugaan penanganan aset pelanggan yang buruk dan operasi bursa ilegal dan tidak terdaftar di Amerika Serikat.
Pendiri Binance, Changpeng Zhao, berkali-kali meredam kekhawatiran tentang masa depan bursa tersebut, bahkan setelah namanya secara pribadi disebut dalam gugatan SEC.
Binance sendiri telah mengalami kerugian yang signifikan sejak gugatan dari regulator AS, dengan arus keluar bursa yang mencapai ratusan juta. Perusahaan ini juga telah mengalami kepergian sejumlah eksekutif kunci.(*)