Panwaslih Aceh Utara Berikan Surat Imbauan kepada 852 Geuchik

banner 120x600
banner 468x60

ACEH UTARA — Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Kabupaten Aceh Utara secara resmi mengirim surat imbauan kepada seluruh geuchik (kepala desa) di kabupaten tersebut. Dalam surat imbauan itu terdapat sejumlah poin penting yang perlu diperhatikan oleh kepala desa dan seluruh pemangku jabatan di desa.

Surat imbauan dengan Nomor: 302/PM.00.02/K.AC-11/12/2023 Tertanggal 04 Desember 2023 tersebut disebarkan sejak beberapa hari lalu melalui Panwascam dan diteruskan kepada Panwaslu Kelurahan Desa (PKD).

banner 325x300

Panwaslih melalui surat imbauan ini meminta tidak melakukan tindakan yang dilarang dalam tahapan kampanye serta bisa bersikap netral dalam pemilu serentak 2024 mendatang.

“Perangkat desa serta badan permusyawaratan desa harus bisa memberikan masukan kepada masyarakat nya dalam membantu Bawaslu kabupaten Aceh Utara dan selalu memberikan informasi kepada para peserta pemilu agar tidak menempatkan APK di tempat-tempat yang dilarang, seperti tempat ibadah, puskesmas, rumah sakit, tempat pendidikan, bangunan atau gedung pemerintah, bangunan TNI dan bangunan Polri, bangunan BUMN dan BUMD, serta pasilitas umum,” kata Ketua Panwaslih Aceh Utara, Syahrizal SH kepada wartawan usai membuka acara Rakernis Rabu (6/12/2023) kemarin di hotel Diana.

Disampaikan Syahrizal, dalam Undang-Undang Pemilu telah mengatur larangan dan sanksi bagi kepala desa atau sebutan lain, perangkat desa, anggota Badan Permusyawaratan Desa, dan badan usaha milik desa dalam tahapan Kampanye Pemilu.

Larangan yang harus dipahami oleh aparatur desa tertuang dalam undang-undang pemilu yaitu :

• Pasal 280 ayat (2) huruf h dan huruf I dan huruf | UU Pemilu Pelaksana dan/atau tim kampanye dalam kegiatan Kampanye Pemilu dilarang mengikutsertakan: kepala desa, perangkat desa, dan anggota badan permusyawaratan desa.

• Pasal 280 ayat (3) UU Pemilu:

Setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilarang ikut serta sebagal pelaksana dan tim Kampanye Pemilu:

• Pasal 282 UU Pemilu:

Pejabat negara, pejabat struktural, dan pejabat fungsional dalam jabatan negeri, serta kepala desa dilarang membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu selama masa Kampanye

• Pasal 339 ayat (4) UU Pemilu

Setiap orang dilarang menggunakan anggaran pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah (BUMD), Pemerintah Desa atau sebutan lain dan badan usaha milik desa untuk disumbangkan atau diberikan kepada pelaksana kampanye.

Adapu sanksi bagi aparatur desa itu yaitu :

• Pasal 490 UU Pemilu

Setiap kepala desa atau sebutan lain yang dengan sengaja membuat keputusan dan/atau melakukan tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu Peserta Pemilu dalam masa Kampanye, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).

• Pasal 494 UU Pemilu:

Setiap aparatur sipil negera, anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, kepala desa, perangkat desa, dan/atau anggota badan permusyawaratan desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280 ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama I (satu) tahun dan denda paling banyak Rp. 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).

• Pasal 548 UU Pemilu:

Setiap orang yang menggunakan anggaran pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah (BUMD), Pemerintah Desa atau sebutan lain dan badan usaha milik desa untuk disumbangkan atau diberikan kepada pelaksana kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 339 ayat (4), dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).[]

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *